Vihara Sakyakirti Jambi baru saja menggelar festival lampion di momen puncak perayaan Hari Kathina di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Sulanjana, Kecamatan Jambi Timur, kota Jambi, Jumat (22/10). Menariknya, mereka bukannya telah hadir di vihara sejak pukul 17.00 untuk mengikuti upacara penyalahan lampion.
Lampion ini dipasang dihalaman parkir Vihara Sakyakirti mulai pukul 18.00. Sebelum penyalahan lampion, terlebih dulu para Bhikkhu, Bhikkhuni dan Samanera melakukan prosesi Pradaksina dan Puja Bakti. Bersama-sama umat Buddha lainnya, mereka menghadap ke Rupang Buddha yang terletak disebuah altar diiringi berbagai sesajian.
Pindapatta merupakan tradisi dikalangan umat Buddha di mana para bhikkhu Sangha Agung Indonesia berkeliling demi memperoleh persembahan dari umat berupa uang atau makanan. Para bhikkhu wajib berjalan kaki di bawah teriknya matahari tanpa alas kaki. Mereka membawa Patta (mangkok) sambil terus berjalan dengan kepala tertunduk.
Dengan berjalan kaki tanpa menggunakan alas kaki, delapan bhikkhu dari Sangha Agung Indonesia terdiri YM Biksu Jaya Bhumi, disusul Biksu YM Giri Virya, Bhikkhu/ Bhikkhuni dan Samanera, mereka mengenakan jubah warna cokelat dan oranye, diikuti puluhan anak muda berjalan menyusuri jalan-jalan di Kota Jambi, Minggu (24/10).
http://ayojambi.com/
http://informasi-mediakita.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://multi-nusantara.blogspot.com/
http://komunitas-jambi.blogspot.com/
http://media-fotografers.blogspot.com/
http://makin-jambi.blogspot.com/
http://pexi-jambi.blogspot.com/
http://www.griyakuliner.com/
Lampion ini dipasang dihalaman parkir Vihara Sakyakirti mulai pukul 18.00. Sebelum penyalahan lampion, terlebih dulu para Bhikkhu, Bhikkhuni dan Samanera melakukan prosesi Pradaksina dan Puja Bakti. Bersama-sama umat Buddha lainnya, mereka menghadap ke Rupang Buddha yang terletak disebuah altar diiringi berbagai sesajian.
Pindapatta merupakan tradisi dikalangan umat Buddha di mana para bhikkhu Sangha Agung Indonesia berkeliling demi memperoleh persembahan dari umat berupa uang atau makanan. Para bhikkhu wajib berjalan kaki di bawah teriknya matahari tanpa alas kaki. Mereka membawa Patta (mangkok) sambil terus berjalan dengan kepala tertunduk.
Dengan berjalan kaki tanpa menggunakan alas kaki, delapan bhikkhu dari Sangha Agung Indonesia terdiri YM Biksu Jaya Bhumi, disusul Biksu YM Giri Virya, Bhikkhu/ Bhikkhuni dan Samanera, mereka mengenakan jubah warna cokelat dan oranye, diikuti puluhan anak muda berjalan menyusuri jalan-jalan di Kota Jambi, Minggu (24/10).
http://ayojambi.com/
http://informasi-mediakita.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://multi-nusantara.blogspot.com/
http://komunitas-jambi.blogspot.com/
http://media-fotografers.blogspot.com/
http://makin-jambi.blogspot.com/
http://pexi-jambi.blogspot.com/
http://www.griyakuliner.com/